RSS

Mijan Vs. Robert …. (part 2)

Filed Under: Labels:
Akhirnya Indonesia Super League (ISL) musim 2010/2011 telah berakhir dengan menghasilkan jawara Persipura Jayapura. Juara musim lalu, Arema Indonesia gagal mempertahankan gelar yang diraihnya musim lalu. Kegagalan Arema mempertahankan gelar ISL tahun ini menimbulkan berbagai reaksi dari supporter fanatiknya, Aremania. Jelas pergantian pelatih di awal musim akan menimbulkan reaksi “membandingkan” antara pelatih yang sekarang dan sebelumnya. Tanpa bermaksud menjelekkan salah satu pelatih saya pribadi sebagai aremania akan mencoba “membandingkan” Arema saat diarsiteki dua pelatih asal Eropa ini.


- Tactics
Dari segi cara bermain, Arema mengalami sedikit mengalami perubahan dari formasi, strategi, dan cara bermain. Simple, gaya kepelatihan antara Mijan dan Robert berbeda ! sepengetahuan saya Mijan selalu mengusung permainan menyerang yang mengandalkan kekuatan penyerang-penyerang sayapnya. Sedangkan Robert lebih mengandalkan kekuatan pertahanan yang didukung dengan efektifnya serangan balik. Biasanya, Robert menggunakan formasi 4-4-1-1 dengan mengandalkan kekuatan lini tengah (A. Bustomi/Juan Revi/T. Pranata/Esteban G.) sebagai penjaga keseimbangan dan penghubung aliran bola saat melakukan serangan balik yang cepat dan efektif. Sedangkan Mijan lebih suka memainkan formasi 4-3-3 dengan mengandalkan tusukan dari kedua penyerang sayapnya (T.A Musafri/A.Amiruddin/Dendi/Ridhuan).

- Keharmonisan Pemain
Hadirnya muka-muka baru seperti Yongki Aribowo, Achmad Amiruddin, T.A Musafri, Leo Tupamahu, dll. Tidak mempengaruhi keharmonisan pemain. Tapi yang perlu menjadi sorotan adalah cara pelatih melakukan pendekatan terhadap pemain. Robert lebih mempunyai kelebihan dalam pendekatan kepada pemain-pemain Arema yang mayoritas berisi pemain muda. Motivasi yang diberikan oleh Robert benar-benar menyulap pemain yang “biasa-biasa” saja menjadi pemain bintang. Berbeda dengan Mijan, karakter orang eropa timur yang keras, tegas, disiplin tinggi seperti ini kurang cocok bila diterapkan di tim yang bermaterikan pemain-pemain muda seperti Arema yang memiliki emosi yang belum sempurna.makanya tidak jarang musim 2010/2011 sering bermunculan kabar tak sedap seperti perkelahian antara pelatih dan pemain.

- Kompetisi yang diikuti
Musim ini menjadi musim yang berat bagi Arema karena harus menjalani Liga Champions Asia (LCA). Jadwal yang mepet sangat berpengaruh dalam kebugaran pemain, bisa dibayangkan jika pemain harus terbang ke Korea lanjut ke Papua hanya dalam seminggu! Jika dibandingkan dengan era Robert, jadwal kompetisi yang sekarang lebih padat meskipun tidak ada Piala Indonesia. Hasilnya? Mengecewakan ! Arema Babak belur di LCA, tapi satu yang bikin bangga adalah pemain selalu berjuang habis-habisan walau musuh yang dihadapi beda kelas !

- Dukungan Manajemen
Satu kata : PARAH ! manajemen yang buruk sangat berpengaruh dalam tim Arema musim ini. Memang musim lalu Arema juga mengalami krisis keuangan tapi musim ini kondisi tersebut lebih buruk. Padahal sponsor yang digaet sudah lebih banyak daripada musim lalu. Imbasnya ke gaji pemain,jika di era Robert gaji sebulan tidak dibayar sudah teriak-teriak + ancam mogok.di era Mijan, pemain bisa sampai 3 Bulan belum dibayar.
sekedar intermezo..Adanya ketidakharmonisan di kubu Manajemen yang menyebabkan Arema tidak terurus. Hadirnya LPI bisa jadi menjadi salah satu faktor ketidakharmonisan ini. Adanya pihak-pihak yang sengaja ingin memindah Arema ke Liga Ilegal tersebut. Bekal hubungan baik dengan petinggi Liga Ilegal tersebut, kubu ini seperti rela “menjual” Arema. Satu-satunya jalan yang harus ditempuh jika ingin Arema selamat adalah ROMBAK MANAJEMEN. Yang terpenting bagi Manajemen Arema adalah “Hidupilah Arema, Jangan mencari hidup di Arema !”

- Dukungan Aremania
Ada yang berbeda dengan Stadion Kanjuruhan Musim ini jika dibandingkan dengan musim sebelum-sebelumnya. Musim ini jumlah penonton yang hadir di stadion tidak se-stabil musim-musim sebelumnya. Mungkin Ekspetasi yang berlebihan terhadap Mijan ditambah Peforma tim yang tidak sekonsisten era Robert yang menyebabkan berkurangnya penonton yang hadir di stadion. Mereka lebih suka duduk manis di rumah, daripada teriak-teriak mendukung arema di stadion. Padahal gak bisa dipungkiri kalo Aremania menjadi pemain ke 12 di lapangan. Singkat saja, Robert lebih berhasil menarik simpati Aremania.


Jadi siapa yang lebih baik?
Era Mijan atau Robert ?
Setiap orang berhak memiliki jawaban dan alasan sendiri...


.end.

0 Responses to "Mijan Vs. Robert …. (part 2)"

Post a Comment