RSS

Antara Gajayana dan Kanjuruhan…(part 2)

Filed Under: Labels:
Setelah dipostingan sebelumnya mengupas tentang Stadion Gajayana, kini mungkin giliran Stadion Kanjuruhan yang sampai Sekarang menjadi home base tim Arema di kompetisi ISL (Indonesia Super League).

Stadion Kanjuruhan


Stadion Kanjuruhan tampak depan


Stadion ini mulai dibangun pada tahun 2003 lalu. Pembangunannya kabarnya mencapai lebih dari 35 Miliar rupiah pada waktu itu dan sebagian diambil dari APBD Kab Malang. Stadion ini dirancang mampu menampung 50.000 penonton(belum termasuk sentleban).
Setelah proses pembangunannya yang menelan beberapa bulan, akhirnya stadion ini diresmikan oleh Presiden Megawati Sukarno Putri(Presiden RI ketika itu). Acara pembukaan tersebut menampilkan pertandingan persahabatan antara Arema Malang yang dilatih Benny Dollo ketika itu melawan PSS Sleman yang dilatih oleh Daniel Rukito.

Arema Malang ketika itu masih berkutat di Divisi I Liga Pertamina 2004, sedangkan PSS Sleman mampu menjejakkan diri di papan atas Liga Bank Mandiri 2004. Pertandingan ini akhirnya dimenangkan oleh Arema Malang dengan skor 1-0.
Uniknya pertandingan yang dihadiri oleh sekitar 80.000 penonton ini(data Harian Pagi Surya dan Malang Post ketika itu) cuma dilaksanakan dalam waktu 1x60 menit dikarenakan Stadion Kanjuruhan ketika itu belum memiliki lampu yang dapat menerangi lapangan di malam hari. Pertandingan dimulai pada pkl 16.00 dan berakhir sekitar pkl 17.00wib.

(Sumber tulisan : Memoar Anak Negeri )

Sedikit memang sejarah dari Stadion Kanjuruhan ini, mungkin karena umurnya yang masih muda jika dibandingkan dengan Stadion Gajayana. Tapi, Prestasi tim Arema sejalan dengan pengembangan stadion ini. Dari awalnya ’hanya’ stadion biasa yang tanpa lampu hingga sekarang memiliki penerangan yang standard internasional. Dari sistem drainase yang ’kelas bawah’ (ingat pulang dari stadion tapi gak nonton sepakbola gara-gara lapangan banjir pas hujan deras banget waktu Arema vs Persib tahun 2005), hingga sekarang drainase ’kelas wahid’ ! terbaik di indonesia malah kalau menurut saya. Kalau kamu liat Arema vs Persija musim 2010/2011 pasti tahu alasannya kenapa saya bilang ’kelas wahid’. Dari papan skor yang masih memakai kayu, hingga sekarang yang memakai jam digital (semoga awet gak kayak Gajayana).


(foto: aremania north goal)



(foto: sam Hari Lazuardi - ArSen)



Memang untuk rumput lapangan, di Indonesia masih bisa dibilang kurang perhatian dalam masalah perawatan sehingga jangan harap melihat bola meluncur dengan lancar di lapangan indonesia. Tapi Stadion Kanjuruhan mulai berbenah dalam melakukan perawatan demi kualitasnya bisa dilihat saat beberapa pertandingan Arema akhir musim 2010/2011(atau bisa liat gambar aja deh.)






(foto: sam Hari Lazuardi - ArSen)


Stadion ini juga memiliki banyak cerita layaknya Stadion Gajayana (bagi Aremania tentunya). Walaupun posisinya di Kepanjen, Kab. Malang yang jauh kalau menurut saya, tapi Aremania tidak pernah absen setiap ada pertandingan Arema (kecuali kena sanksi tampil tanpa penonton,hehe). Bagi saya sendiri yang juga Aremania, suka duka pernah tertuang lengkap dalam stadion ini. Mulai dari kehilangan teman SMP Fajar Widya yang meninggal saat Arema vs Persija (lupa tanggalnya) hingga euforia ketika Arema berhasil meraih trofi ISL untuk pertama kali musim 2009/2010 kemarin. Puas ! soalnya saat itu musim saya aktif nonton Arema (gara-gara jadwal kuliah yang mendukung,hehe jadi semangat PP Surabaya-Malang), hanya absen 2 pertandingan home saat Arema vs PSPS sama Arema Vs Persiwa.

Gajayana – Kanjuruhan sama saja !
Engkau ada Karena AREMA !




-end-

0 Responses to "Antara Gajayana dan Kanjuruhan…(part 2)"

Post a Comment